Sisi Humanis dan Realisme dalam Kemasan Seri TV
19 Oktober 2012
Sutradara: David Ayer
Produser: John Lesher / David Ayer
Penulis Naskah: David Ayer
Pemain: Jake Gylenhaal / Michael
Pena
Sinematografi : Roman Vasyanov
Editing: Dody Dorn
Ilustrasi Musik: David Sardy
Studio: -
Distributor: Open Road Films
Durasi: 109 Min
Bujet: $7 juta
Kisah tentang polisi entah sudah berapa banyak diangkat ke layar
bioskop. End of Watch adalah salah
satunya yang mencoba tampil berbeda dengan mengangkat keseharian serta sentuhan
humanis dengan kemasan a la dokumenter. Brian Taylor (Gylenhaal) dan Mike
Zavala (Pena) adalah dua polisi muda yang juga partner dan bersahabat kental.
Mereka berdua adalah polisi yang jujur dan berdedikasi tinggi. Kisah film
berjalan menampilkan keseharian mereka dalam menjalankan tugas yang tak jarang
membahayakan jiwa mereka hingga bahkan suatu ketika mereka meraih medali tanda
jasa. Suatu kali secara tidak sengaja penyergapan mereka mengusik bisnis
seorang kartel asal Meksiko. Sang bos lalu memerintahkan anak buahnya untuk
melenyapkan Brian dan Mike.
Tak ada konflik cerita yang kuat sepanjang filmnya. Kisahnya hanya
benar-benar menyuguhkan keseharian Brian dan Mike dalam menjalankan rutinitas
mereka. Kisahnya justru malah menekankan hubungan erat diantara mereka berdua
yang bersahabat layaknya saudara kandung. Sisi manusiawi begitu kental dalam
filmnya, terutama bagaimana mereka menghadapi masalah pribadi mereka. Walau tidak
ada konflik yang kuat namun penampilan memukau dari Gylenhaal dan Pena yang
menjadi daya tarik film ini. Mereka berdua tampil ekspresif dan enerjik namun
juga mampu tampil natural apa adanya tanpa ada sesuatu yang dilebih-lebihkan. Chemistry kuat diantara kedua tokoh ini serta
sentuhan humor adalah satu faktor yang mampu mengalahkan kisahnya yang datar nyaris
sepanjang film.
Film ini dikemas dengan gaya dokumenter menggunakan kamera yang dibawa Brian,
serta dua mini kamera yang ditambatkan di dada Brian dan Mike. Namun film ini
juga menggunakan sumber kamera lain seperti kamera milik para gangster, kamera CCTV,
dan entah apa lagi. Seolah sejak awal memang terlihat film ini adalah hasil
editan footage dari kamera-kamera
tersebut (seperti film-film found footage
kini lazimnya) namun nyatanya tidak. Sumber kamera tidak konsisten dengan seringkali
menampilkan sudut-sudut kamera yang bukan berasal dari kamera dalam dunia
cerita. Lalu juga gerak kamera seringkali amat kasar sehingga sangat-sangat tidak
nyaman untuk ditonton. Sebenarnya bukan masalah sumber kamera tidak konsisten atau
gerak kamera yang kasar namun teknik-teknik ini justru menjauhkan penonton
untuk bisa larut dalam filmnya. Ini problem terbesar filmnya.
End of Watch sebenarnya
adalah film yang menarik terutama karena penampilan menawan dua aktornya namun
kemasan “dokumenter” dengan teknik video
footoge dan handheld yang kelewat
kasar membuat film ini menjadi kurang nyaman untuk ditonton. Kisah yang datar
terbalas dengan ending-nya yang
sangat dramatik. Sebagai penutup, melihat film ini serasa melihat tayangan acara
tv tentang polisi “live in action” yang
sering kita lihat di layar kaca. Jika Anda memang tahan dengan penyajiannya
yang “kasar” rasanya Anda bisa menikmati film ini lebih baik dari saya. (C+)
No comments:
Post a Comment