Menyusul Spiderman, X-Men, Hulk, Daredevil, Electra, serta lainnya, akhirnya Iron Man, tokoh superhero tangguh Marvel yang ditunggu penggemarnya akhirnya dirilis juga. Seperti film superhero umumnya, Iron Man juga meraih sukses komersil luar biasa dengan meraih pendapatan kotor $300 juta pada peredaran seluruh dunia hanya dalam tiga minggu rilisnya saja. Film disutradarai oleh Jon Favreau serta dibintangi aktor-aktris kawakan seperti Robert Downey Jr., Gwyneth Paltrow, Terrence Howard, serta Jeff Bridges.
Seperti film superhero lazimnya, cerita film dibuka dengan menjelaskan latar-belakang kemunculan sang tokoh super. Dikisahkan Tony Stark (
Seperti plot film superhero lazimnya nyaris tidak ada yang baru dalam
Plot filmnya sendiri hanya menarik pada separuh durasi film dan selanjutnya cerita begitu mudah untuk ditebak. Nyaris sejak awal cerita pun karakter antagonis sudah bisa diduga. Agak aneh malah tokoh antagonis (Raza) di Timur Tengah yang awalnya menjadi sorotan utama demikian mudahnya bergeser ke sosok Obadiah. Agak disayangkan karakter tersebut disingkirkan demikian mudah dan cepatnya. Sekuen pertempuran klimaks rasanya sudah sulit untuk dinikmati karena jelas bagaimana mungkin sang pencipta bisa dikalahkan oleh ciptaannya sendiri. That’s just the way it should be…
Sekuen aksi dengan dukungan penuh efek visual (CGI) kembali menjadi nilai hiburan utama film ini. Kostum unik Iron Man yang tidak seperti kostum superhero lazimnya mampu ditampilkan begitu nyata dan meyakinkan. Sementara sekuen aksi seru ketika Iron Man diburu dua pesawat jet yang disajikan begitu realistik rasanya sulit dicari tandingannya. Demikian pula aksi Iron Man di wilayah Timur Tengah ketika melawan para tentara dan sebuah tank. Sementara sekuen aksi klimaks yang seharusnya menjadi andalan justru tampak tidak istimewa dan tak ubahnya seperti pertarungan para robot dalam Transformers.
Selain penampilan memukau Downey Jr., akting para pemain lainnya terbilang dibawah rata-rata. Paltrow tidak membutuhkan energi banyak untuk memerankan karakter Pepper Potts dan lebih sebagai pemanis belaka. Demikian pula Bridges sebagai si jahat Obadiah, tata rias wajah (jenggot) dan kepalanya yang plontos jauh lebih membangun image “jahat”nya ketimbang aktingnya sendiri. Karakter Kolonel Rhodes yang diperankan Terrence Howard adalah sungguh yang paling mengecewakan. Agak mengherankan kenapa mesti mengkasting aktor sekelas Howard untuk sekedar memainkan karakter ringan dan lemah seperti ini. Justru Shoun Toub yang bermain sebagai Yinsen mampu bermain kuat dan berkesan ketimbang para pemain pendukung lainnya.
Sisi lain yang menjadi perhatian penulis adalah keberpihakan “politik”
2 comments:
Ya saya setuju dengan pak Editor.. Iron Man tidak hanya film yang mengadalkan special effect tapi juga cerita bagus, isu politik yang ditulis juga menarik.. tapi ada sedikit tambahan informasi kenapa terence howard mau menerima peran disini, karena tokoh yang diperankan kelak akan menjadi superhero juga.. jadi mungkin pada seri ini belum ada geregetnya.. :) informasi tambahan dari sumber terpercaya Iron Man 2 sudah keluar tanggal maenya 30 Aprl 2010.. ^-^
ok trims infonya....
bisa jadi benar...
mudah2an Howard masih bermain di film sekuelnya...
Post a Comment