Siapa pun tahu seri Indiana Jones pertama, Raiders of The lost
Cerita film kali ini mengambil latar era perang dingin antara Amerika dan Rusia pada era 1950-an. Dikisahkan satu pasukan khusus Rusia yang dipimpin wanita dingin, Irina Spalko, si tangan kanan Stalin, berusaha mencari senjata rahasia untuk bisa menancapkan bendera “ideologi” komunis di Amerika. Indy dengan ditemani si bocah brandal Mutt dan ibunya,
Film dibuka begitu manis dengan latar lagu Hound Dog yang dinyanyikan Elvis, mengiringi aksi sekawanan muda-mudi yang tengah memacu mobilnya dan menantang seiringan mobil konvoi militer untuk beradu cepat. Aksi berlanjut di areal gudang militer rahasia dimana Indy yang ternyata disekap oleh pihak Rusia dipaksa untuk mencari sebuah artefak. Aksi seru berikutnya memperlihatkan bagaimana Indy mampu meloloskan diri dari pihak musuh dan bahkan uji coba bom atom. Sekuen pembuka ini ditutup oleh shot yang begitu memesona memperlihatkan sosok Indy yang berdiri tegap dengan latar (cendawan) ledakan bom atom.
Sungguh mengecewakan karena hanya pada sekuen awal inilah satu-satunya nilai lebih film ini. Aksi-aksi Indy sentuhan khas Spielberg seperti aksi kejar-kejaran, tembak-menembak, aksi cemeti, hingga aksi perkelahian ditampilkan begitu mengesankan dalam satu sekuen utuh. Ford yang usianya telah uzur diluar dugaan masih mampu bermain energik sebagai Indy nyaris sama baiknya dengan seri pendahulunya. Bom atom yang meletus di akhir sekuen seolah mengisyaratkan jika plot-nya berhubungan dengan senjata nuklir, namun pada kenyataannya tidak. Dan terus terang hingga akhir cerita pun penulis tidak 100% mengerti, apa sebenarnya yang ingin dicari pihak Rusia. Pihak Rusia malah melewatkan begitu saja artefak Ark of the Covenant (pada satu shot terlihat di balik peti) yang dulu dicari mati-matian oleh pihak Nazi pada seri pertama Indy. Dari penggunaan ilustrasi musik “ark” sewaktu pintu gudang rahasia dibuka, Spielberg juga sempat mengecoh kita seolah yang mereka cari adalah artefak tersebut.
Kelemahan utama film ini jika dibandingkan dengan seri sebelumnya adalah tidak adanya sesuatu yang baru dalam plotnya (sekilas mirip plot National Treasure 2). Dalam beberapa kasus bahkan plot dipaksakan tanpa ada alasan yang jelas. Pada sekuen pembuka digambarkan pihak Rusia telah mendapatkan tengkorak kristal namun pada sekuen di
Sama seperti plot-nya beberapa aksi pun kadang tampak dipaksakan namun tetap saja amat sangat menghibur. Ketrampilan Spielberg untuk mengolah adegan aksi seru menegangkan dengan bumbu komedi tidak perlu kita ragukan. Seperti aksi seru kejar-kejaran motor-mobil di areal kampus mampu ditampilkan begitu mengasyikkan untuk ditonton. Aksi seru kejar-kejaran truk di hutan sekalipun tampak berlebihan juga disajikan begitu menawan dan sangat menghibur. Spielberg bernostalgia dengan memadukan elemen-elemen sekuen aksi di Raiders of Lost Ark (aksi kejar-kejaran truk di Mesir) dan juga di
Sosok Indiana Jones masih menjadi kunci kekuatan utama film ini. Horison Ford pada usia senja kembali bermain gemilang sebagai sosok Indy yang heroik dan pantang menyerah. Chemistry antara Indy dan
Terlepas dari plot yang lemah, film ini bisa dipastikan akan meraih sukses karena sekuen-sekuen aksinya yang sangat menghibur penontonnya. Penonton remaja yang belum sekalipun menonton seri sebelumnya dijamin akan sangat terpuaskan. Namun jika kita bandingkan dengan dua sekuel sebelumnya, Indiana Jones and the Kingdom of the Crystal Skull merupakan sekuel yang terburuk. Cukup nikmati saja filmnya tanpa perlu banyak dipikir! Just have some fun! (C+)
No comments:
Post a Comment