Yes It’s Fun… but For Kids
14 Juni 2012
Produser: Mireille Soria / Mark Swift
Penulis Naskah: Eric Darnell / Noah
Baumbach
Pemain: Ben Stiller / Chris Rock /
David Schwimmer / Jada Pinket Smith / Sacha Baron Cohen
Sinematografi : -
Editing: Nick Flecther
Ilustrasi Musik: Hanz Zimmer
Studio: Dreamworks Animation / Pacific
Data Images
Distributor: Paramount Pictures
Durasi: 93 menit
Bujet: $145 juta
Kisah
berlanjut dari seri sebelumnya, Madagascar
2, dimana mereka masih terjebak di tempat leluhur mereka di Afrika. Alex
dan kawan-kawan memutuskan untuk kembali ke New York namun sebelumnya menjemput
rekan-rekan mereka, para penguin, di Monte Carlo. Disana mereka membuat ulah
sehingga menjadi buronan polisi hewan yang dipimpin Captain DuBois. Petualangan
pun dimulai hingga mereka harus bergabung dengan sebuah kelompok sirkus sebagai
jalan untuk pulang ke New York. Kekonyolan demi kekonyolan terjadi selama
petualangan mereka dengan kisah yang mengalir sangat cepat dari satu tempat ke
tempat lain.
Seperti seri
sebelumnya, saru hal yang menjadi isu pokok pada seri film Madagascar adalah
selera humornya. Berikut adalah petikan review Madagascar 2 yang diambil dari review di blog ini sebelumnya.
“Film-film animasi produksi
Dreamworks memang memilih pendekatan yang berbeda dengan studio animasi lainnya
(seperti Pixar misalnya). Karakter-karakter binatang dalam film-filmnya lepas
jauh dari sifat dan perilaku alami mereka. Mereka mampu bertindak dan bergaya
layaknya manusia, serta memiliki pengetahuan luas dan skill tinggi
jauh di luar kemampuan alami mereka. Para penguin misalnya, dikisahkan bisa
mengoperasikan kapal laut dan pesawat terbang. Bagi sebagian penonton rasanya
ini bukan masalah namun bagi penonton lain ini bisa menjadi isu serius. Dalam Madagascar
2 karakternya bahkan jauh lebih lepas dari sifat dan perilaku asli
mereka dengan logika cerita yang lebih longgar dari film pertamanya. Di Madagascar kita
semua tahu mengapa Alex tidak memakan Marty (makanan di kebun binatang
terjamin) namun ketika ia lapar maka insting alaminya muncul walau akhirnya ia
memilih makan ikan ketimbang sobatnya. Di Magadascar 2 entah
mengapa isu ini menguap jauh. Afrika bukanlah kebun binatang di New York, tapi
hewan karnivora dan herbivora bisa hidup selaras tanpa takut satu sama lain.
“Sori Marty.. akulah yang merusak Ipod-mu!!” jerit Alex ketika pesawat menukik
tajam ke bumi dan Marty pun meradang. Jika bisa menerima banyolan ini rasanya
Anda bisa menikmati filmnya.”
Di Madagascar 3, “logika” yang sama masih berlaku,
bahkan jauh lebih longgar dari seri sebelumnya. Para Penguin bisa
mengoperasikan kereta api, Beruang bisa menunggangi motor Ducati, dan
sebagainya dan sebagainya. Apa ini masalah? Bisa jadi tidak bagi kebanyakan
penonton apalagi anak-anak. Penonton anak-anak yang sepertinya bisa menikmati
film ini jauh lebih baik apalagi kisahnya kali ini lebih full aksi serta
dukungan musik dan lagu pop populer, plus gambar yang penuh warna. Dengan
formula seperti ini sekuel berikutnya tinggal menanti waktu saja. Enjoy the movie kids… (C)
No comments:
Post a Comment