Setiap satu tahun sekali, pastinya kita pernah mendengar tentang salah satu kompetisi film dokumenter yang sudah cukup dikenal bagi masyarakat Indonesia. Ajang yang satu ini dapat dikatakan cukup menarik perhatian, karena dari kompetisi ini sering melahirkan documentary film maker yang berkualitas. Kompetisi ini dikenal dengan Eagle Awards Documentary Competition.
Eagle Awards Documentary Competition ini tertuju pada program pelatihan, produksi dan kompetisi dokumenter yang ditujukan bagi pemula pada khususnya. Salah satu tujuan diadakannya kompetisi ini adalah untuk mendorong kemajuan industri film dokumenter Indonesia dengan menghasilkan sineas muda dokumenter.
Eagle Awards Documentary Competition ini tertuju pada program pelatihan, produksi dan kompetisi dokumenter yang ditujukan bagi pemula pada khususnya. Salah satu tujuan diadakannya kompetisi ini adalah untuk mendorong kemajuan industri film dokumenter Indonesia dengan menghasilkan sineas muda dokumenter.
Yang dibutuhkan untuk kompetisi ini adalah kreatifitas dalam mengkolaborasi sebuah tema menjadi sebuah ide cerita yang fokus, mempunyai sudut pandang yang unik dan tegas, serta mampu memberikan isnpirasi yang konstrukstif kepada masyarakat luas. Untuk itu, sebelum mengelaborasi tema ini menjadi sebuah ide cerita yang fokus maka dilakukanlah riset yang menghasilkan sebuah data dan fakta yang valid. Data dan fakta yang mendukung kebutuhan ide cerita. Harus diingat pula, bahwa "nyawa" dalam pembuatan film dokumenter adalah data dan fakta bukan asumsi.
Setelah film Eagle Awards selesai diproduksi dan diperlombakan maka bukan berarti Eagle Awards selesai. MetroTV sebagai pihak penyelenggara mempunyai komitmen dalam mendistribusikan film yang telah selesai ini keberbagai festival nasional dan internasional. Untuk nasional, salah satu film dari Eagle Awards yang sudah dikenal yaitu “Gorila dari Gang Buntu” mendapat kategori Film Dokumenter Pendek terbaik di Festival Film Dokumenter 2009.
Dan salah satu festival internasional yang diikuti oleh Eagle Awards adalah Balinale Internasional Film Festival 2008. Dalam festival ini diputar 5 film Eagle Awards produksi tahun 2007 dan 2008 yaitu Kepala Sekolahku Pemulung, Buah Yang Menunggu Mati, Helper Hongkong Ngampus, Pulau Bangka Menangis dan Prahara Tsunami Bertabur Bakau.
Setelah film Eagle Awards diputar maka diadakan diskusi yang menghadiri pembuat film internasional diantaranya adalah Claude theretz (Perancis), Richard Todd (Australia), Dean Allan Thothurst (Australia) dan Tino Saroengallo (Indonesia).Dalam diskusi ini terungkap apresiasi yang cukup baik dari pembuat film dokumenter ini. Bahkan Calude Theretz berencana untuk mempreview film ini di negaranya agar film ini dapat diputar secara nasional di salah satu televisi Perancis.
Mereka sangat tersentuh dengan tema-tema yang diangkat oleh setiap film. walaupun harus diakui secara teknis internasional masih banyak kekurangan. Namun pemilihan tema dalam film Eagle Awards sangat unik dan mempunyai sudut pandang yang tegas. Dan ini bukanlah hal yang mudah dalam dokumenter.
Untuk itu, khususnya yang mempunyai minat terhadap film dokumenter dapat segera mencoba mengikuti kompetisi ini. Dengan adanya ajang ini maka makin terbuka lebar kesempatan bagi semua individu untuk belajar film dokumenter dan menjadi pembuat film dokumenter melalui Eagle Awards Documentary Competition.
Anton Sugito
No comments:
Post a Comment