Batman

Pelopor Film Superhero Modern

Batman (1989)
Distributor :Warner Bros
Sutradara : Tim Burton
Produser : Peter Guber / Jon Peters / Benjamin Melniker / Michael Uslan
Penulis Naskah : Sam Hamm / Warren Skaaren
Pemain : Michael Keaton / Jack Nicholson / Kim Basinger
Ilustrasi Musik : Danny Elfman / Prince
Sinematografi : Roger Pratt
Editing : Ray Lovejoy
Bujet : $35 juta
Durasi : 121 min

Seorang ayah, ibu, dan putranya tersesat di gelapnya lorong kota Gotham. Dua orang berandalan menyambangi mereka dan mengambil dompet sang ayah. Sesosok misterius mengamati mereka dari atap gedung. Sambil menghitung uang hasil rampokan mereka, seorang berandal mengumbar omongan tentang gosip kelalawar raksasa yang membekuk rekan mereka. Mendadak muncul dari atas sesosok kelalawar. Seorang berandal menembak dan sang kelelawar terjatuh. Belum sempat mereka kabur sosok tersebut bangkit dan menghajar mereka. Satu berandal merengek minta ampun ketika ia diangkat ke tepi gedung. “What are you” kata si berandal. “I’m Batman!”.

Nuansa film yang gelap dan suram layaknya film horor sangat menyatu dengan karakter Batman. Pencapaian artistik memang menjadi kekuatan utama film ini. Setting ekspresionis yang menjadi gaya Burton plus tata cahaya low-key dominan sepanjang film. Kostum sang jagoan hingga Batmobile pun tak luput dari sentuhan Burton. Seluruhnya menyatu saling memadu begitu sempurna menjadikan pencapaian artistik film ini adalah salah satu yang terbaik dalam sejarah perfilman. Pencapaian artistiknya jauh melupakan penonton dari plotnya sendiri yang cenderung lambat dan membosankan. Tak heran jika film ini meraih Oscar untuk tata artistik terbaik. Walau pencapaian efek visual tidak secanggih sekarang namun Batman mampu menampilkan beberapa sekuen aksi seru dengan menawan. Aksi kejar-mengejar Batmobile dengan para gangster serta tentunya sekuen klimaks kejutan di acara karnaval. Gadget sang jagoan seperti alat penarik yang digunakan untuk “terbang” ke atap gedung juga ditampilkan begitu meyakinkan dalam banyak adegannya.

Kasting Michael Keaton yang semula mendapat protes dari puluhan ribu fans komik Batman justru mendapat pujian karena akting sang aktor yang kalem kala menjadi Bruce Wayne dan garang kala menjadi sang jagoan. Namun akting brilyan justru ditampilkan Jack Nicholson yang menjadi man of the macth dalam film ini. Berperan sebagai Joker, Nicholson tampil “gila” dimana pun adegan dia muncul. Peran Nicholson dalam film ini paling dominan diantara semua pemain lainnya termasuk Keaton. Bisa saja karena ia adalah aktor bayaran tertinggi di film ini namun terlepas itu Nicholson tampil meyakinkan sebagai Joker. Satu lagi yang mendukung amat kuat filmnya adalah ilustrasi musik yang megah membahana oleh Danny Elfman yang juga kolaborator tetap Burton. Sejak menit pertama musik tema Batman telah mampu mencuri perhatian kita.

Sekalipun Batman diproduksi 22 tahun silam namun tetap saja bisa dinikmati oleh penonton masa kini. Batman layaknya film superhero modern telah membuka jalan serta menginspirasi film-film superhero setelahnya. Pencapaian artistik Batman yang orisinil rasanya juga sulit untuk tertandingi film-film superhero, fantasi, atau fiksi ilmiah masa kini yang sangat bergantung pada CGI.


Himawan Pratista 

No comments: