Home

First Love

Mengenang Cinta Pertama



Tahun : 2010
Sutradara : Putthiphong Promsakha na Sakon Nakhon / Wasin Pokpong
Produser : Somsak Tejcharattanaprasert / Panya Nirankol
Penulis Naskah : Putthiphong Promsakha na Sakon Nakhon/ Wasin Pokpong
Pemain : Mario Maurer/ Pimchanok Luevisetpaibool/ Sudarat Budtporm
Sinematografi : Reungwit Ramasudh
Ilustrasi Musik : -
Studio : Sahamongkol Film International/ Workpoint Entertainment
Distributor : Sahamongkol Film International/ Workpoint Entertainment
Durasi : 118 menit


Masih ingatkah masa-masa Anda mulai tertarik dengan sesorang dan jatuh cinta kepada seseorang? Masa dimana Anda akan melakukan berbagai hal untuk dapat menarik perhatian orang yang Anda sukai. Melakukan hal-hal childish, menjadi pribadi yang berbeda dan berpura-pura menyukai segala hal yang ia sukai. First Love aka Crazy Little Thing Called Love berani menawarkan roman remaja yang berbeda, cinta monyet para ABG yang mereka dapat tafsirkan sebagai first love.

Film ini mengisahkan seorang gadis remaja bernama Nam (Pimchanok Lerwisetpibol). Nam menyukai P’Shone (Mario Maurer), seniornya yang tampan dan menjadi idola di sekolahnya. Dengan wajah dan kepribadian yang biasa saja, Nam jelas bukan apa-apa dibanding para pesaingnya adalah gadis-gadis berparas ayu dan berbakat. Satu-satunya hal yang bisa ia banggakan kemampuan bahasa Inggris. Dengan bantuan teman-temannya, dan sebuah buku yang berisi berbagai metode untuk mendapatkan hati seorang pria, Nam mulai melakukan berbagai perubahan pada dirinya, tanpa disadarinya ia menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Masalah menjadi semakin rumit ketika, Top (Acharanat Ariyaritwikol), sahabat P’Shone ternyata menyukai Nam.

Plot  filmnya sangatlah sederhana dan cenderung childish. Sama sederhana dan childishnya dengan pengalaman seseorang yang baru merasakan first love. Kisah cinta seperti apapun bentuknya tentu mampu menyentuh siapapun yang pernah merasakan jatuh cinta. Dengan jalan cerita yang teramat biasa keunggulan film ini bukan berada pada kisahnya. Namun naskah yang ditulis oleh dua sineas ini juga tidak bisa dibilang buruk karena mereka berhasil memadukan kisah yang sederhana dengan elemen komedi, terutama melalui dialog-dialog yang segar sepanjang film ini.  Namun sedikit kejanggalan cerita justru pada perubahan fisik Nam sendiri. Pencapaian make up-nya memang sangat baik sekali karena bisa menyulap Nam dari biasa menjadi begitu cantik dan sulit dikenali. Semua ini bisa saja terjadi, tapi tak secepat dan sedrastis ini, tidak masuk akal dan akhirnya justru ini mengganggu plotnya itu sendiri.

Letak keberhasilan utama film ini adalah karena sang sineas berhasil mendapatkan jajaran pemeran utama yang mampu bermain dengan sangat baik menghidupkan setiap karakter yang mereka bawakan, yakni Pimchanok dan Mario. Mereka berhasil memerankan perannya dengan pas dan sangat baik sehingga tak heran jika mereka memenangkan beberapa penghargaan atas film ini, salah satunya menjadi pasangan bintang terbaik dalam MThai Awards 2011. Tak heran jika film ini sangat laris dan populer di kalangan remaja. 

Danthy Hardianty

No comments:

Post a Comment