Sutradara: Barry Sonnenfeld
Produser: Walter F. Parks / Laurie
MacDonald
Penulis Naskah: Etan Cohen
Pemain: Will Smith / Tommy Lee Jones /
Josh Brolin / Emma Thompson
Sinematografi : Bill Pope
Editing: Don Zimmerman
Ilustrasi Musik: Danny Elfman
Studio: Amblin Entertainment / Parkes +
MacDonald / Imagenation Abu Dhabi
Distributor: Columbia Pictures
Durasi: 106 menit
Bujet: $160 juta
Lima belas
tahun sejak Men In Black (MIB/1997)
dan sepuluh tahun sejak MIB 2 (2002)
barulah sekuel keduanya ini diproduksi. Waktu yang cukup lama untuk sebuah seri
yang sangat laris. Daya tarik utama seri MIB terletak pada aksi dan efek visual
yang memukau disamping duo Jones dan Smith yang tampil sangat baik. Setelah
sepuluh tahun berselang rasanya gemerlap dan pesona efek visual tak bisa lagi
menjadi andalan yang hadir diantara film-film “efek visual” hebat seperti seri Transformers hingga The Avengers baru lalu.
Kisah MIB 3 boleh dibilang lebih baik dari dua
seri sebelumnya. Plot “bermain dengan waktu” selalu menjadi resep manjur sebuah
film fiksi ilmiah. Seperti dua seri sebelumnya inti cerita tidak jauh berbeda,
duo agen K (Jones) dan J (Smith) harus mencegah umat manusia dari kehancuran.
Hanya saja kali ini Agen J harus kembali ke masa lalu dan bertemu dengan
partnernya, agen K muda (Brolin) untuk bisa menyelamatkan dunia. Josh Brolin
sangat pas bermain sebagai agen K muda dan wajahnya memiliki banyak kemiripan
dengan Tommy Lee Jones.
Jones yang
sudah uzur dan Smith yang sudah menua tampak sudah tidak seenergik pada seri
sebelumnya namun tetap saja chemistry diantara mereka masih tampak kuat. Aksi-aksi
fisik seperti dua seri sebelumnya banyak berkurang dan tergantikan dengan
dialog-dialog yang sifatnya humor. Kontinuitas cerita juga banyak menimbulkan
pertanyaan, seperti sosok agen O (Emma Thompson) yang tidak ada di seri sebelumnya
namun seolah memiliki hubungan dekat dengan K. Di luar ini semua penampilan dan
sosok Brolin sebagai agen K muda patut mendapat acungan jempol dan bisa jadi
merupakan salah satu peran “versi muda” terbaik yang pernah ada.
MIB 3 memang menghibur namun penonton
masa kini yang hidup dalam generasi film-film berbujet besar dengan gemerlapnya
efek visual, seperti contohnya The
Avengers baru lalu sepertinya akan sulit terhibur. Dengan bantuan sineas
yang sama, naskah yang cerdik, para pemain yang tampil cemerlang, serta
ilustrasi musik MIB yang menghentak MIB 3
telah berusaha maksimal namun tetap saja hanyalah nostalgia masa lalu. (C+)
No comments:
Post a Comment