A Battle We Can (Always) Win
11 April
2012
Director: Peter Berg
Producer: Peter Berg
Script: John & Eric Hoeber
Cast: Taylor Kitsch / Liam Nesson /
Rihanna / Brocklyn Decker / Tadanobu Asano
Cinematography: Tobias A. Schliessler
Editing: Colby Parker Jr. / Billy Rich
Music: Javier Navarrete
Studio: Hasbro / Blue Grass Film / Film 44
Distributor: Universal Pictures
Running Time: 131 minutes
Budget: $200 million
Sejumlah
ilmuwan menemukan planet yang mirip bumi nun jauh di seberang tata surya kita.
Kita mengirim sinyal kesana dan ternyata mendapat respon dari makhluk asing. Good news for them but bad news for us. Tim
kecil makhluk asing datang ke bumi dengan tujuan mengambil alih jalur
komunikasi satelit di Hawaii untuk menghubungi rekan-rekan mereka di ujung
galaxi karena ternyata bumi adalah planet yang layak huni bagi mereka. Sialnya,
di tempat yang sama sedang diadakan latihan tahunan kapal perang antar negara.
So, lets the battle begin, actually this is a battle we can (always) win.
Satu hal yang
membuat heran, jika makhluk asing ini memang sejak awal ingin menginvasi bumi
mengapa mereka tidak membawa sekaligus ratusan pesawat tempur (ID4, War
of the Worlds)? Jika mereka hanya ingin melihat situasi dan mengukur
kekuatan musuh, mengapa tidak melakukannya diam-diam? Apa gunanya mengambil
resiko bermain-main dengan musuh (pihak bumi) jika mereka nanti pun akan membinasakan
semua. Banyak lagi hal yang tak jelas tanpa penjelasan yang memadai. Aneh
sekali, dengan teknologi makhluk asing secanggih itu mereka tidak memiliki alat
komunikasi yang bisa mencapai planet asal mereka hingga harus susah payah
menggunakan satelit bumi.
Harus diakui
memang, beberapa sekuen aksi mampu disajikan dengan apik dan menegangkan dengan
dukungan efek visual yang menawan. Pertempuran kapal perang modern memang
jarang sekali kita lihat dalam film, paling-paling hanya pertempuran kapal selam
(The Hunt for Red October, U-571, K-9).
Walau bukan sepenuhnya melawan sesama kapal tempur di atas laut namun
setidaknya pihak musuh “mengalah” (aneh bukan?) dengan memposisikan pesawat
mereka sebagai kapal laut. Pertarungan adu strategi antara dengan pesawat musuh
di malam hari cukup menegangkan walau sedikit mengherankan (lagi) dengan
teknologinya pihak musuh tak mampu mendeteksi posisi lawan. Lalu senjata maut “Gerinda
raksasa” yang keras, berisik, dan menakutkan lebih mirip seperti robot
transformers ketimbang senjata.
Battleship tidak menawarkan apapun
kecuali aksi pertarungan yang seru plus bumbu komedi. Karakter Lt. Alex Hopper yang
ugal-ugalan membuat nuansa filmnya menjadi tidak serius. Polah tingkahnya sama
sekali tidak mencerminkan seorang perwira dalam suasana genting sekalipun.
Sayang karakter serius yang diperankan Liam Nesson (Admiral Shane) ternyata
tidak dominan dalam film ini. Justru karakter “tak penting” yang diperankan super
model, Brocklyn Decker (Sam) tampil lebih dominan. Andaikan Battleship menyajikan kisah yang lebih
serius rasanya film ini jauh lebih baik. Melihat Battleship hanya membuat film invasi makhluk asing “medioker” macam
ID4 menjadi tampak lebih baik. (C)
No comments:
Post a Comment