Kites,

Kombinasi Roman Bollywood dan Aksi Hollywood

Jay (Hrithik Roshan) adalah seorang pemuda imigran India yang kini menetap di Las Vegas, AS. Jay melakukan apapun demi uang. Menjadi guru dansa, aksi stunt motor, menjual popcorn dan dvd bajakan, hingga “kawin palsu” dengan wanita-wanita imigran gelap untuk mendapatkan green card. Demi uang, Jay akhirnya menerima cinta Jeena, murid dansanya yang juga anak seorang kaya berpengaruh di Las Vegas. Pada acara pertunangan Tony, kakak Jeena, Jay bertemu dengan tunangan Tony, Linda aka Natasya (Barbara Mori), seorang gadis Meksiko yang pernah “kawin palsu” dengannya. Jay jatuh hati dengan Linda dan lambat laun sang wanita pun merasakan hal yang sama. Akibat perlakuan kasar Tony yang pada sang tunangan, Jay akhirnya membawa lari Linda. Tony pun dengan amarah besar memburu mereka.

Secara umum plot filmnya dibagi dua segmen, separuh awal film adalah segmen drama serta separuhnya lagi adalah segmen aksi. Separuh awal filmnya benar-benar tidak terdapat satu sekuen aksi pun. Cerita filmnya agak membingungkan jika kita tidak cermat mengikuti karena sering bergantian antara masa kini dan masa lalu (kilas-balik). Untuk memancing rasa penasaran, seringkali kunci informasi cerita ditahan dan tidak dilepas hingga pertengahan dan akhir cerita. Setidaknya ini memberikan sedikit kejutan cerita di akhir film. Cerita filmnya sendiri adalah tipikal roman Bollywood. Adegan romantis disuguhkan dengan gaya Bollywood yang kental hingga berakhir dengan ending mengharukan. Tak ada yang istimewa.

Pada segmen kedua tampak sekali jika adegan-adegan aksinya ingin menyaingi film-film aksi produksi Hollywood. Tanpa sungkan-sungkan, film ini banyak terinspirasi (baca:meniru) adegan film-film aksi Hollywood populer macam Bad Boys, The Island, Bonnie and Clyde, hingga Thelma & Louise. Adegan-adegan aksinya memang disajikan tidak buruk namun seringkali berlebihan, mobil-mobil polisi berjungkir-balik sedemikian rupa hingga ledakan demi ledakan yang mudah sekali terjadi. Sekalipun begitu usaha pembuat film patut kita hargai karena adegan-adegan aksi tersebut jelas tidak mudah untuk dibuat dan mengeluarkan biaya yang tidak kecil pula.

Tidak seperti film-film Bollywood lazimnya, segmen musikal dalam film ini hanyalah sebagai pengiring adegan semata. Tokoh-tokoh utamanya tidak ikut menyanyi dan menari. Pembuat film melakukan kompromi mengingat film ini sepertinya memang lebih ditujukan untuk penonton luar India khususnya barat. Namun begitu lagu Zindagi dan Dil Kyun Yeh Mera ciptaan Nasir Faraaz dan Asif Ali Beg, mampu membuat adegan filmnya lebih menyentuh karena terdengar lembut dan menghidupkan suasana romantis yang disuguhkan.

Film garapan Anurag Basu ini semata-mata memang hanya ditujukan untuk tontonan hiburan. Film ini hanya menampilkan kisah tipikal roman Bollywood plus adegan aksi seru yang tak masuk akal. Hritik Roshan seperti kebanyakan perannya masih tetap menjadi sosok jagoan yang selalu dapat lari dari kejaran pihak antagonis. Barbara Mori yang notabene aktris telenovela Meksiko tampak tidak canggung beradu akting dengan Hrithik. Tidak banyak point dan pesan yang dapat kita peroleh dari film ini. Film ini tidak lain hanyalah sebagai pembuktian eksistensi film Bollywood ke dunia internasional.

Debby Dwi Elsha

No comments: