Ed Tom, sherif tua itu melihat sebuah lanskap, bukit dan padang yang luas. Temaram bulan menyinari, memberi warna warni indah pada setiap lekukannya. Ed Tom menarik nafas, baginya masa lalu lebih baik dari masa kini. Ed Tom menghela nafas, suaranya berat seberat ketidakmengertiannya akan masa kini. Seorang lelaki membunuh perempuan berumur 14 tahun hanya karena ia ingin membunuh seseorang. Jika ia bebas, ia pasti akan terus membunuh orang. Ed Tom tidak mengerti. Ia berasal dari masa lalu, tidak ada tempat baginya di masa kini.
No Country For Old Men film yang dianugerahi Oscar sebagai film terbaik bercerita tentang semua itu, tentang dunia yang makin tua tetapi semakin jahat. Ketika uang menjadi segalanya, uanglah penentu hidup dan mati. Dalam sebuah adegan di sebuah toko, si psikopat mengeluarkan sebuah koin. Dia sedang bermain-main dengan takdir, sesuatu yang transenden tapi sebenarnya tidak. Adegan ini mungkin adegan paling sinis sekaligus cerdas di film dalam maksud penyampaian tema.
No Country For Old Men tidak memiliki plot yang istimewa cenderung sederhana dan sangat umum bagi film bergaya crime/thriller. Llywelyn (Josh Brolin) seorang veteran yang sedang berburu tanpa sengaja menemukan mayat-mayat yang bergelimpangan. Di sana Lywelyn juga menemukan truk yang penuh heroin dan uang satu tas penuh. Benda terlarang itu ditinggalkannya, sedangkan uang diambilnya. Sial bagi Llywelyn bahwa saat dia kembali ke tempat kejadian pada malam harinya, dia kepergok oleh kawanan penjahat yang merasa berhak atas uang itu. Llywelyn pun diburu. Bos kawanan penjahat menyewa psikopat yang baru saja kabur dari penjara, bernama Anton Cigurh (Javier Bardeem). Tubuh-tubuhpun kemudian berjatuhan, menjadi pekerjaan berat bagi Ed Tom ( Tommy Lee Jones) sebagai Sherif di wilayah itu. Ketika ada jalan keselamatan terbuka, Llywelyn tidak mengambil jalan itu. Llywelyn memilih memeluk erat tas yang penuh uang tanpa mau menyadari bahwa semua ini akan merengut nyawanya dan istrinya.
Seperti kebanyakan film-film arahan Coen Brothers lainnya, film ini sangat kuat di karakter dan dialog-dialognya. Sound minimnya juga mampu menghasilkan rasa mencekam yang intens. Belum lagi permainan Bardeem sebagai psikopat bak monster yang penuh teka-teki. Kehadirannya pada setiap shot mampu membawa rasa takut pada lawan main termasuk penonton. Akting Kelly Macdonald sebagai Carla Jean sangat mencuri perhatian. Asoy banget.
Ironi dua masa yang coba dibangun sejak awal oleh Coens diakhiri dengan manis dan begitu powerful lewat tehnik dissolve pada adegan dimana Cigurh yang baru saja terluka berpindah ke adegan Ed Tom yang sedang duduk di meja makan. Superimposenya adalah Ed Tom yang seolah-olah melihat Cigurh melenggang pergi. Di sanalah satu-satunya Ed Tom dan Cigurh pada satu Frame. Sepanjang film penonton tidak akan menemukan mereka berada pada satu frame kecuali dalam itu.
Masa lalu yang lebih baik bagi Ed Tom muncul kembali dalam dua mimpi di malam dia pensiun. Mimpi yang pertama tidak begitu diingatnya. Dia hanya ingat bapaknya memberinya uang tapi kemudian dia menghilangkannya. Mimpi kedua lebih diingatnya. Mimpi yang sentimentil, ketika dirinya dan ayahnya berkuda di pegunungan yang bersalju, ketika ayahnya berkata akan selalu berada untuk dirinya.
Homer Harianja
No Country For Old Men film yang dianugerahi Oscar sebagai film terbaik bercerita tentang semua itu, tentang dunia yang makin tua tetapi semakin jahat. Ketika uang menjadi segalanya, uanglah penentu hidup dan mati. Dalam sebuah adegan di sebuah toko, si psikopat mengeluarkan sebuah koin. Dia sedang bermain-main dengan takdir, sesuatu yang transenden tapi sebenarnya tidak. Adegan ini mungkin adegan paling sinis sekaligus cerdas di film dalam maksud penyampaian tema.
No Country For Old Men tidak memiliki plot yang istimewa cenderung sederhana dan sangat umum bagi film bergaya crime/thriller. Llywelyn (Josh Brolin) seorang veteran yang sedang berburu tanpa sengaja menemukan mayat-mayat yang bergelimpangan. Di sana Lywelyn juga menemukan truk yang penuh heroin dan uang satu tas penuh. Benda terlarang itu ditinggalkannya, sedangkan uang diambilnya. Sial bagi Llywelyn bahwa saat dia kembali ke tempat kejadian pada malam harinya, dia kepergok oleh kawanan penjahat yang merasa berhak atas uang itu. Llywelyn pun diburu. Bos kawanan penjahat menyewa psikopat yang baru saja kabur dari penjara, bernama Anton Cigurh (Javier Bardeem). Tubuh-tubuhpun kemudian berjatuhan, menjadi pekerjaan berat bagi Ed Tom ( Tommy Lee Jones) sebagai Sherif di wilayah itu. Ketika ada jalan keselamatan terbuka, Llywelyn tidak mengambil jalan itu. Llywelyn memilih memeluk erat tas yang penuh uang tanpa mau menyadari bahwa semua ini akan merengut nyawanya dan istrinya.
Seperti kebanyakan film-film arahan Coen Brothers lainnya, film ini sangat kuat di karakter dan dialog-dialognya. Sound minimnya juga mampu menghasilkan rasa mencekam yang intens. Belum lagi permainan Bardeem sebagai psikopat bak monster yang penuh teka-teki. Kehadirannya pada setiap shot mampu membawa rasa takut pada lawan main termasuk penonton. Akting Kelly Macdonald sebagai Carla Jean sangat mencuri perhatian. Asoy banget.
Ironi dua masa yang coba dibangun sejak awal oleh Coens diakhiri dengan manis dan begitu powerful lewat tehnik dissolve pada adegan dimana Cigurh yang baru saja terluka berpindah ke adegan Ed Tom yang sedang duduk di meja makan. Superimposenya adalah Ed Tom yang seolah-olah melihat Cigurh melenggang pergi. Di sanalah satu-satunya Ed Tom dan Cigurh pada satu Frame. Sepanjang film penonton tidak akan menemukan mereka berada pada satu frame kecuali dalam itu.
Masa lalu yang lebih baik bagi Ed Tom muncul kembali dalam dua mimpi di malam dia pensiun. Mimpi yang pertama tidak begitu diingatnya. Dia hanya ingat bapaknya memberinya uang tapi kemudian dia menghilangkannya. Mimpi kedua lebih diingatnya. Mimpi yang sentimentil, ketika dirinya dan ayahnya berkuda di pegunungan yang bersalju, ketika ayahnya berkata akan selalu berada untuk dirinya.
Homer Harianja
No comments:
Post a Comment