The Maltese Falcon (1941) banyak dianggap pengamat sebagai titik lahirnya film noir. Lebih dari itu film ini juga menjadi standar bagi film detektif swasta kelak. Film ini sukses mendapatkan tiga nominasi Oscar termasuk film terbaik dan naskah terbaik. Film ini juga kerap kali dinilai sebagai salah satu film terbaik produksi Hollywood. Falcon dianggap sebagai pembuka jalan (pelopor) karena dinilai telah menggunakan seluruh elemen yang menjadi ciri film noir. Tulisan ini membahas sejauh mana karakteristik tema dan estetik film noir digunakan dalam The Maltese Falcon.

Sesuai dengan mood kisahnya yang gelap dan misterius. Kisah film sebagian besar mengambil setting indoor dengan tata cahaya yang minim. Nyaris semua ruangan seperti, kantor serta apartemen Spade, Brigid dan Kasper hanya menggunakan cahaya lampu meja atau tembok. Setting eksterior tampak pada beberapa adegan saja dan selalu diambil pada malam hari dengan tata cahaya yang suram pula. Hampir semua adegan menggunakan arah kamera low-angle (dari arah bawah) dan beberapa adegan kerap kali menggunakan teknik deep focus. Pengunaan efek bayangan begitu mengesankan tercatat pada adegan awal serta shot penutup film.
Mood setting yang suram hanya merupakan pendukung semata sementara kunci kekuatan film ini sebenarnya ada pada akting para pemainnya. Bogart bermain brilian sebagai Sam Spade yang berwatak keras, sensitif, cerdas sekaligus sulit ditebak. Sementara Astor bermain menawan sebagai femme fatale yang licik, manipulatif serta cenderung ingin memanfaatkan Spade. Aktor gaek debutan, Greenstreet bermain dingin sebagai fat-man dan akting primanya membawanya meraih nominasi Oscar untuk aktor pembantu terbaik. Alur cerita yang sulit ditebak semakin lengkap dengan penutup yang non happy ending (?). Tak jelas apakah Spade benar-benar menyukai Brigid. Di akhir film, Spade ditanya sang inspektur perihal patung falcon (palsu) yang ada di mejanya, “It’s heavy… what is it?”. Spade menjawab, “ The stuff that dream are made off”.
Himawan Pratista
Himawan Pratista
No comments:
Post a Comment