Apakah para pembuat film ini tidak pernah berpikir bahwa film yang mereka buat ini sangat tidak patut ditonton untuk anak remaja! Menjual keperawanan di toilet Mall, seorang bapak yang menyumpahi anak gadisnya dengan kata-kata (maaf), “Anjing!”, remaja-remaja putri SMU merokok, adegan pertengkaran di kelas (tidak ada wibawa guru), siswi SMU membolos, siswi SMU di-tatto, pelacur (siswi SMU) panggilan, permainan putar botol: buka baju, lelang Marik, lusinan penggunaan kata menyumpah, “Anjing!” serta hal-hal tidak patut lainnya. Semuanya divisualisasikan dengan begitu entengnya dalam film ini.
Alangkah memprihatinkan jika yang dijadikan tolak ukur adalah pemaparan realitas. Itu semua bukan realitas melainkan suatu pembodohan! Apakah para pembuat film ini tidak pernah mendengar kata-kata bijak, “Hal-hal yang jelek lebih mudah ditiru ketimbang hal-hal yang baik”. Tidak bisakah para pembuat film ini mencontoh film-film remaja kita lainnya yang lebih santun dan mendidik. Apa mau dikata… film ini sudah terlanjur diputar di seluruh bioskop-bioskop kita. Akhir kata, dengan rilisnya film Virgin memang merefleksikan kondisi moral bangsa kita yang tengah sakit.
M. Pradipta
M. Pradipta
1 comment:
yang penasaran sama filmnya, bisa langsung nonton di http://www.gostrim.com tanpa harus download dulu :)
Post a Comment