Film ini berkisah tentang produksi film perang berbujet besar berjudul, Tropic Thunder di wilayah Vietnam. Alkisah sang sineas, Damien Cockburn (Coogan) mengalami kesulitan untuk mengontrol para aktornya yang merupakan bintang-bintang besar masa kini, yakni aktor laga Tugg Speedman (Stiller), aktor komedi Jeff Portnoy (Black), aktor watak pemenang lima Oscar, Kirk Lazarus (Downey Jr.), dan bintang iklan, Alpa Chino (Jackson). Di lain pihak, Damien mendapat tekanan pula dari produsernya Les Grossman (Cruise) untuk segera merampungkan filmnya. Four Leaf (Nolte), penulis buku Tropic Thunder, menyarankan Damien untuk melakukan syuting di tengah rimba sesungguhnya sekaligus untuk melatih mental mereka. Damien lalu membawa para aktornya ke tengah rimba, tanpa disadari para militan lokal mengintai mereka hingga mereka terjebak dalam aksi perang sesungguhnya.
Tropic Thunder merupakan komedi satir yang menggambarkan segala kekonyolan dibalik produksi film Hollywood. Speedman merupakan bintang laga besar namun tidak memiliki bakat akting natural yang karirnya tengah di ujung tanduk. Portnoy merupakan komedian vulgar yang terjerumus obat-obatan. Lazarus adalah aktor watak yang brilyan namun kebablasan, hanya untuk berperan sebagai sersan kulit hitam, ia merubah warna kulitnya melalui operasi. Les Grossman merupakan tipikal produser Hollywood yang memanfaatkan segala situasi untuk meraih profit. Sementara Damien merupakan sineas muda yang tak becus menangani bawahan serta para aktornya, diperlihatkan di awal film ia membuang jutaan dollar secara sia-sia untuk sebuah adegan pemboman besar-besaran. Segala sesuatu tentang Hollywood juga banyak disinggung seperti pemilihan ajang Academy Awards, skandal para bintang, agen, serta lainnya.
Bicara unsur komedi pada awal filmnya telah mampu mengocok habis perut penonton melalui serangkaian iklan dan trailer beberapa film. Cukup unik memang, segmen ini diletakkan sebelum cerita filmnya dimulai sehingga seolah-olah seperti trailer film sesungguhnya. Trailer-nya pun seluruhnya dibuat sangat konyol, yakni trailer film fiksi ilmiah, Scorcher VI: Global Meltdown yang dibintangi Tugg Speedman, lalu trailer film komedi super konyol, The Fattiest: Fart II yang seluruh tokohnya dibintangi Jeff Portnoy, serta trailer film drama religi kontroversial, Satan’s Alley yang dibintangi Kirk Lazarus, lengkap dengan embel-embel pemenang piala Crying Monkey Awards pada ajang Beijing Film Festival. Sungguh lucu dan konyol! Segmen ini cukup efektif pula menggambarkan status bintang para pemain yang terlibat dalam cerita filmnya.
Namun setelah “dihajar habis” di awal film, sungguh diluar dugaan ternyata cuma itu saja. Sepertiga awal film boleh dibilang masih lumayan namun setelahnya tenggelam begitu saja. Nyaris tak ada karakter yang menarik dan unsur komedinya pun kebanyakan hanya aksi slapstick biasa yang kadang mengambil adegan dari film perang populer lainnya. Tak ada yang istimewa! Satu-satunya karakter yang mencuri perhatian hanyalah Kirk Lazarus, aktor australia yang berperan sebagai sersan berkulit hitam, Jack Osiris dengan aksen bicara yang aneh. Robert Downey Jr. sangat baik membawakan perannya ini. Filmnya seolah hidup ketika Kirk berbicara, dan ia pula yang banyak membuat banyolan tentang Hollywood, seperti obrolannya dengan Tugg mengenai “never gone full retarded”. Sementara figur lainnya terlihat konyol hanya karena nama besar mereka dan bukan karena sosok yang mereka perankan. Ketika sang produser Hollywood, Les Grosman (Tom Cruise) berjoget, saya tertawa bukan karena Les Grosman berjoget, namun karena Tom Cruise yang berjoget. That’s it! It’s only a star show! (C)
Tropic Thunder, Hanya Menang Bintang
26 November 2008,
Tropic Thunder (2008) merupakan film komedi perang arahan, Ben Stiller. Stiller sendiri tidak hanya ikut bermain dalam filmnya namun juga menulis naskahnya. Selain Stiller, sederetan bintang besar juga terlibat antara lain, Robert Downey Jr., Jack Black, Steve Coogan, Nick Nolte, Matthew McConaughey, Brandon T. Jackson, hingga Tom Cruise. Tropic Thunder di Amerika sendiri tercatat sukses luar biasa dan banyak mendapat pujian dari pengamat film.
..
Label:
Editor's Older Review
Kehadiran “Montase” ditimbang perlu di tengah pergulatan sinema Indonesia menemukan jati dirinya. Wacana seputar sinema kemudian menjadi sebentuk perhatian bagi “Montase” untuk menawarkan cara pandang alternatif atas sinema. Kajian komprehensif semacam ini diharapkan mampu membangun hubungan berkesinambungan antara sineas sebagai pelaku aktif dan penonton maupun pemerhati sinema sebagai pelaku pasif yang akhirnya bermuara pada perkembangan penting jagad sinema di tanah air.
Sasaran “Montase” adalah pelajar, mahasiswa, maupun umum. Segmentasi pasar tersebut kemudian terbagi lagi menjadi dua kategori, yaitu para pecinta maupun pemerhati sinema.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
Mungkin untuk sebagian besar rekan yang saya jumpai setelah menonton film ini bilang cukup lucu tetapi menurut hemat saya tidak ada yang baru di film ini kecuali movie thriller di adegan awal saja yang cukup membuat saya tertawa.tetapi apa boleh buat sebagian penonton bilang lucu semua tergantung dari kita mau melihat dari sudut pandang mana dan bagimana menilai sebuah film,saya pikir penonton yang hanya melihat sebagai hiburan belaka atau pencinta dan pemerhati film akan beda dalam menilainya.salam buat editor
Post a Comment