..
Satu lagi film aksi fiksi-ilmiah bertajuk, Babylon AD dirilis di penghujung musim panas tahun ini. Film ini diarahkan oleh sineas asal Perancis, Mathieu Kassovitz yang merupakan film produksi Amerika keduanya setelah film drama supernatural, Gothika (2003). Babylon AD dibintangi nama-nama besar seperti Vin Diesel, Michele Yeoh, Gérard Depardieu, serta aktris muda Mélanie Thierry.
Alkisah di masa mendatang tidak jauh dari sekarang, kondisi dunia semakin memburuk akibat aksi terorisme, pemanasan global, hingga masalah kemiskinan. Di sebuah wilayah Rusia, seorang tentara bayaran asal AS, Toorop (Diesel) suatu ketika mendapatkan tawaran pekerjaan menggiurkan dari seorang gangster Rusia bernama Gorsky (Depardieu). Tugas Toorop sederhana, yakni mengantarkan seorang gadis muda bernama Aurora (Thierry) ke kota New York, Amerika dengan selamat. Turut menyertai mereka adalah Suster Rebeka (Yeoh) yang telah mengasuh sang gadis sejak bayi. Tugas Toorop ternyata tidak mudah karena suatu komplotan asing berniat menculik sang gadis. Aurora ternyata menyimpan sebuah rahasia besar yang kelak dapat menyelamatkan dunia.
..
Plot Babylon AD memiliki banyak kemiripan dengan Children of Men (2006) yang sama-sama terinsipirasi dari kisah perjalanan Maria dan Yosef ke Jerusalem (nativity story). Sang “perawan suci” dikisahkan tengah mengandung seorang mesiah yang kelak akan membawa perubahan besar bagi dunia. Pada sepertiga awal durasi, film ini sebenarnya telah mengawali kisahnya dengan baik. Selanjutnya cerita berkembang bertambah rumit karena banyak hal masih tak jelas hingga menyebabkan motif cerita yang lemah. Satu hal yang menjadi kunci pokok cerita, sebenarnya siapa sosok Aurora dan mengapa ia begitu berharga? Tak jelas sebenarnya ada berapa pihak yang menghendaki Aurora? Jika satu pihak ingin melindungi Aurora (sekte rahasia) dan pihak lain ingin menculiknya (“ayah” Aurora), lalu pihak mana lagi yang menghendaki si gadis tewas? (merujuk adegan aksi di area bersalju jelas pihak tertentu menghendaki si gadis tewas) Lalu apa pula yang menyebabkan Toorop mendadak bersimpati dengan Aurora? Intinya, banyak bagian cerita yang melompat dan hingga akhir pun tidak memberikan penjelasan yang memuaskan. Hal ini berbeda jauh dengan plot Children of Men yang bertutur jelas dan sederhana, serta mampu menjelaskan dengan cukup betapa bernilainya sang gadis.
..
Faktor yang sepertinya diharapkan menjadi daya tarik utama film ini, yakni adegan-adegan aksinya juga disajikan kurang menggigit. Penggunaan aktor dan aktris laga sekelas Diesel serta Yeoh ternyata tidak cukup banyak membantu adegan aksinya. Adegan aksi tembak-menembak, perkelahian, hingga kejar-mengejar sama sekali tidak ada yang istimewa. Satu-satunya adegan aksi yang terbilang lumayan hanyalah aksi kejar-mengejar antara skuter salju dan dua buah pesawat tempur. Namun satu pencapaian menarik di film ini adalah setting-nya yang sangat meyakinkan. Sineas dengan sempurna mampu menampilkan suasana yang kontras antara kondisi di wilayah Rusia yang kumuh dan gelap dengan suasana kota New York yang modern. Sangat disayangkan pencapaian setting yang sedemikian baik tidak didukung alur cerita yang memadai. Overall… It’s just bad and getting worst everytime… (D)
..
Plot Babylon AD memiliki banyak kemiripan dengan Children of Men (2006) yang sama-sama terinsipirasi dari kisah perjalanan Maria dan Yosef ke Jerusalem (nativity story). Sang “perawan suci” dikisahkan tengah mengandung seorang mesiah yang kelak akan membawa perubahan besar bagi dunia. Pada sepertiga awal durasi, film ini sebenarnya telah mengawali kisahnya dengan baik. Selanjutnya cerita berkembang bertambah rumit karena banyak hal masih tak jelas hingga menyebabkan motif cerita yang lemah. Satu hal yang menjadi kunci pokok cerita, sebenarnya siapa sosok Aurora dan mengapa ia begitu berharga? Tak jelas sebenarnya ada berapa pihak yang menghendaki Aurora? Jika satu pihak ingin melindungi Aurora (sekte rahasia) dan pihak lain ingin menculiknya (“ayah” Aurora), lalu pihak mana lagi yang menghendaki si gadis tewas? (merujuk adegan aksi di area bersalju jelas pihak tertentu menghendaki si gadis tewas) Lalu apa pula yang menyebabkan Toorop mendadak bersimpati dengan Aurora? Intinya, banyak bagian cerita yang melompat dan hingga akhir pun tidak memberikan penjelasan yang memuaskan. Hal ini berbeda jauh dengan plot Children of Men yang bertutur jelas dan sederhana, serta mampu menjelaskan dengan cukup betapa bernilainya sang gadis.
..
Faktor yang sepertinya diharapkan menjadi daya tarik utama film ini, yakni adegan-adegan aksinya juga disajikan kurang menggigit. Penggunaan aktor dan aktris laga sekelas Diesel serta Yeoh ternyata tidak cukup banyak membantu adegan aksinya. Adegan aksi tembak-menembak, perkelahian, hingga kejar-mengejar sama sekali tidak ada yang istimewa. Satu-satunya adegan aksi yang terbilang lumayan hanyalah aksi kejar-mengejar antara skuter salju dan dua buah pesawat tempur. Namun satu pencapaian menarik di film ini adalah setting-nya yang sangat meyakinkan. Sineas dengan sempurna mampu menampilkan suasana yang kontras antara kondisi di wilayah Rusia yang kumuh dan gelap dengan suasana kota New York yang modern. Sangat disayangkan pencapaian setting yang sedemikian baik tidak didukung alur cerita yang memadai. Overall… It’s just bad and getting worst everytime… (D)
No comments:
Post a Comment