Unsur Mitologi dalam Sinema India Populer


Meskipun asal mula film diciptakan dari Barat (baca: Eropa), namun kedatangan film di India ternyata mampu merangkul kebudayaan lokal masyarakat India. Hal ini terbukti dengan masuknya unsur-unsur tradisional masyarakat India ke dalam film, seperti mitos, legenda, cerita-cerita rakyat, maupun berbagai jenis tarian dan lagu-lagu yang memang telah dekat dengan kehidupan sehari-hari di India sejak dahulu kala. Berbagai keunikan jelas tampak dalam film-film India, entah itu dari segi cara bertutur yang menyangkut naratif, maupun style yang digunakan. Kesemuanya itu jelas jauh berbeda dengan film Hollywood kebanyakan. Perbedaan ini kemudian dapat menjadi sebuah ciri yang mampu menandai sinema India populer atau Bollywood dengan film-film produksi Hollywood.

Istilah “Bollywood” sendiri mengacu pada film-film India poluler yang diperuntukkan masyarakat luas. Memang terdapat kemiripan antara kata “Bollywood” dengan “Hollywood”, yang satu mewakili film India populer dan yang satu lagi mewakili film Amerika populer. Ada pula persamaan antara kedua istilah itu, yaitu keduanya sama-sama memiliki segmentasi penonton yang sangat besar atau massal, dan bukan hanya terbatas pada satu negara saja tetapi seluruh dunia. Sebenarnya kata “Bollywood” semakin populer seiring dengan mulai menjamurnya televisi kabel India yang pada satu dekade terakhir banyak memiliki program acara yang menampilkan film-film India.

Berbicara mengenai sinema India poluler atau yang lebih kita kenal dengan sebutan Bollywood kita seperti berbicara mengenai kehidupan masyarakat India yang masih begitu dekat dengan nilai-nilai tradisi India. Mahabharata dan Ramayana seolah menjadi rujukan utama dari segala bentuk sinema India yang ada hingga saat ini. Pemikiran-pemikiran mengenai kehidupan dan imajinasi masyarakat India tidak jauh dari kedua epos besar tersebut. Perhatikan saja bagaimana sinema India bertutur kepada penontonnya, baik melalui naratif maupun melalui style yang digunakan.

Pengkarakteran tokoh yang ada dalam film India selalu saja memiliki tipikal yang khusus dan jelas. Sebut saja tokoh protagonis perempuan, rata-rata akan digambarkan seperti karakter seorang Sinta dalam Ramayana. Begitu pula dengan tokoh laki-laki yang menjadi protagonis, ia digambarkan seperti karakter Rama dalam Ramayana atau karakter lainnya dalam Mahabarata. Solidaritas yang dibangun antar satu karakter dengan karakter yang lain terjalin erat dan bersifat komunal atau kekeluargaan, tidak seperti hubungan individualistik yang sering digambarkan oleh film-film Hollywood. Nilai-nilai keluarga ini memang selalu dijunjung tinggi oleh masyarakat India karena kitab Ramayana dan Mahabarata mengajarkan hal yang sama.

Durasi film India rata-rata lebih dari tiga jam, kita akan sulit menemukan film India yang berdurasi 120 menit atau kurang dari tiga jam. Hal ini memang disebabkan oleh pembabakan film yang seolah bertutur secara episodik. Ini berbeda dengan film-film Hollywood yang menggunakan gaya bertutur linier yang terdiri dari tiga babak. Film-film Bollywood memakai konsep pembabakan dalam kitab Ramayana dan Mahabarata yang bertingkat-tingkat, terkadang memiliki konflik utama yang lebih dari satu. Belum lagi di filmnya selalu disisipi tarian dan nyanyian bak video klip. Untuk masyarakat India tarian dan nyanyian seperti yang ada dalam film begitu dekat dengan keseharian mereka. Tarian dan nyanyian menjadi bagian penting dari siklus kehidupan masyarakat India.
Apa yang ada dalam Ramayana dan Mahabarata telah dipahami oleh seluruh masyarakat India secara menyeluruh hingga mendarah daging. Kesamaan-kesamaan ini membuat penonton India memiliki satu perasaan yang sama ketika menonton sinema populer India. Bahasa yang berbeda-beda di India ternyata tidak menimbulkan permasalahan yang berlarut-larut karena ternyata mereka sejak lama telah memiliki kesamaan atas pemahaman kitab Mahabarata dan Ramayana yang secara sadar maupun tidak tergambarkan jelas melalui sinema populer India.

Puput Kuspujiati

Mahasiswa Kajian Film IKJ