American Gangster,

Film Gangster dengan Sentuhan Lembut 


American Gangster adalah film arahan Ridley Scott, sineas kawakan yang sukses dengan film-film besar seperti Alien, Blade Runner, Gladiator, Black Hawk Dawn, serta Kingdom of Heaven. Terakhir, Scott memproduksi film “gangster” sejenis belasan tahun yang lalu melalui Black Rain (1989). Dalam filmnya kali ini, Scott menggunakan dua bintang besar, yakni Denzel Washington serta aktor favoritnya, Russel Crowe.

Film ini diangkat dari kisah nyata walaupun beberapa sumber mengatakan sebagian besar kisahnya adalah rekaan. Cerita filmnya berlatar akhir 60-an dimana korupsi, heroin, suap, serta tindak kriminal lainnya tengah marak di kota-kota besar di Amerika. Lucas (Washington) adalah tangan kanan “Bumpy” Johnson, seorang gangster kulit hitam berpengaruh di Harlem. Sepeninggal Bumpy, Lucas berambisi membangun jaringan bisnis heroin dengan memotong jalur distribusi heroin dan mengambil langsung dari sumbernya di Asia Tenggara. Lucas dengan heroin murni miliknya “Blue Magic” dengan cepat menjadikannya sebagai orang paling berpengaruh di Harlem. Sementara seorang polisi detektif jujur, Richie Roberts (Crowe) mendapatkan mandat dari atasannya membentuk tim khusus untuk menangkap pebisnis heroin kelas kakap. Penyelidikan Roberts pun akhirnya mengarah ke sosok Lucas.

Durasi filmnya yang hampir tiga jam tidak lantas membuat film ini membosankan. Kisahnya disajikan begitu menarik secara bergantian antara Lucas dengan Richie seolah kita melihat dua film yang berbeda. Tidak hingga akhir kisahnya, Frank dan Richie bertatap muka secara langsung. Jujur saja, kisah Richie bersama timnya jauh lebih hidup dan dinamis ketimbang sosok Lucas yang cenderung pasif. Kisah Richie secara umum lebih fokus pada masalah penyelidikan kasus heroin yang dipaparkan dengan begitu rinci. Sementara kisah Lucas cenderung bias ke segala arah, seperti masalah keluarga, pacarnya, rival bisnisnya, hingga polisi korup. Entah bagaimana kejadian yang sebenarnya tapi perubahan sikap Lucas di akhir film terasa janggal mengingat sifatnya yang dingin dan keras kepala di sepanjang filmnya. Lucas mendadak berubah menjadi bijak serta kooperatif dengan Richie begitu saja tanpa paksaan “fisik” apapun serta penjelasan yang memadai.

Tidak ada yang meragukan lagi kemampuan Scott dalam meracik karya-karyanya termasuk dalam filmnya kali ini. Walau minim adegan aksi namun karakter Scott tampak jelas terutama pada kekuatan gambar serta teknik editingnya yang cepat, seperti terlihat pada sekuen penyergapan di akhir film. Satu momen mengesankan yang begitu kontradiktif tampak ketika seluruh anggota Lucas yang tengah makan malam mewah dipotong dengan beberapa shot yang memperlihatkan para pengguna Blue Magic serta para korbannya yang over dosis. Namun tidak seperti film-film gangster lazimnya, film ini amat minim adegan kekerasan. Bahkan adegan “sadis” Lucas yang menembak sang preman jalanan masih tampak begitu halus. Juga ilustrasi musik kuat yang biasanya menjadi kunci kekuatan film-film Scott kali ini tampak tidak menonjol. Walau begitu American Gangster memiliki pesan moral yang sangat kuat terlebih untuk bangsa kita yang minim sosok tegas dan jujur seperti Richie. Richie memang bukanlah sosok suci tapi ia adalah sosok yang berani bertindak sesuai aturan hukum. Ketika ia ditanya Lucas mengapa ia tidak membawa lari uang $1juta yang ia temukan, Richie dengan ringan hanya menjawab, “ It was the right thing to do”. 

M. Pradipta

No comments: