Up, Another Pixar Masterpiece…

1 Agustus 2009,
Up, salah satu unggulan musim panas tahun ini adalah film animasi 3D produksi Pixar arahan Pete Docter. Docter sebelumnya juga pernah mengarahkan film animasi Pixar sukses lainnya, yakni Monster Inc (2001). Beberapa aktor gaek menjadi pengisi suara filmnya, antara lain Edward Asner, Christopher Plummer, hingga Delroy Lindo. Mampukah kembali Pixar melanjutkan tradisinya memproduksi film-film animasi 3D berkualitas tinggi?

Sejak kecil Carl Fredricksen (Asner) menyukai petualangan. Ia mengidolakan Charles Muntz (Plummer), seorang petualang hebat yang berhasil menaklukkan Paradise Falls, sebuah wilayah di Amerika Selatan. Carl lalu bertemu Ellie, gadis cilik yang juga suka berpetualang. Waktu demi waktu berlalu, Carl menikahi Ellie, dan mereka hidup bahagia hingga mereka tua sampai akhirnya sang istri wafat. Sepeninggal istrinya, Carl merasakan sesuatu yang hilang dalam hidupnya. Janji Carl pada Ellie sewaktu mereka kecil untuk mengajaknya ke Amerika Selatan belum ia penuhi. Dengan menggunakan ribuan balon gas, Carl menjadikan rumah tinggalnya sebagai balon udara untuk memenuhi ambisinya pergi ke Paradise Falls. Seorang bocah petualang bernama Russel tanpa sengaja turut terbawa serta.
..
..
Sulit dipercaya ternyata Pixar kembali mampu memproduksi sebuah mahakarya berkualitas tinggi bahkan dalam beberapa hal melebihi film-film pendahulunya. Pixar lazimnya mengangkat nilai-nilai persahabatan, cinta, dan keberanian namun kali ini tema yang diambil sedikit berbeda. Melalui Up, Pixar melewati tingkat kematangan serta kedalaman tema yang belum pernah tersentuh sebelumnya. Nilai-nilai persabahatan, cinta, dan keberanian memang masih cukup dominan namun obsesi adalah menu utamanya. Tokoh utamanya pun adalah seorang kakek berusia tujuhpuluh tahunan. Film ini jelas bisa dinikmati penonton anak-anak dan remaja namun penonton dewasalah yang mampu memahami film ini lebih dalam.

Berbeda dengan film-film sebelumnya, Up menampilkan nuansa fantasi layaknya film-film animasi jepang (anime) karya Hayao Miyazaki. Up layaknya anime menampilkan banyak hal yang bersifat abstrak sekalipun dunia cerita berada di tingkat nyata. Tidak pernah terbayangkan jika film-film animasi Amerika bakal menampilkan sesuatu yang tak masuk akal macam rumah tinggal yang berfungsi sebagai “balon udara”. Tidaklah sulit untuk menerka jika semua itu memiliki makna khusus yang dalam filmnya mampu divisualisasikan dengan cerdas melalui naskah yang sangat brilyan.

It’s all about obsession! Rumah “balon udara” menjadi simbol keterikatan Carl pada Ellie serta impian masa lalunya. Saking kuat keinginan Carl (tidak bisa lepas dari obsesinya) hingga ia sampai menarik rumahnya dengan tubuhnya sendiri! Adegan mengharukan tatkala Carl akhirnya memahami semuanya dan membuang seluruh isi rumahnya hanya untuk menolong si cilik Russel. Untuk bisa sepenuhnya lepas dari obsesinya Carl harus berhadapan dengan idola (juga obsesi masa kecilnya), Charles Muntz. Muntz sendiri adalah sosok yang terobsesi menangkap sejenis burung unta lokal (Kevin) untuk mengembalikan reputasinya yang hancur. “Tidak bisa dipercaya, mimpi saya berusaha membunuh saya” ucap Carl suatu ketika. Ketika Muntz berhasil ia kalahkan (jatuh ke bumi) lepas pula rumah tinggalnya namun Carl mendapatkan sesuatu yang lebih bernilai dari semua itu. Dan si cilik Russel? Ia adalah “Carl kecil” yang lugu terobesi dengan sekeping kancing penghargaan. Carl akhirnya memberikan miliknya yang paling berharga pada sang bocah seperti istrinya dulu pernah memberikan hal yang sama, yakni kasih sayang yang tulus.

Up boleh jadi tidak seramai film-film Pixar sebelumnya yang lebih sarat dengan aksi namun film ini memberikan nuansa baru bagi film animasi komersil produksi Amerika. Film sejatinya tidak hanya semata-mata mampu menghibur namun juga mampu memberikan sesuatu yang bernilai bagi semua orang yang menonton. Up merupakan satu contoh terbaik bagaimana film animasi komersil seharusnya diproduksi melalui perpaduan sempurna antara keindahan sinematik dan kedalaman cerita. Piala Oscar untuk film animasi terbaik tahun ini sudah pasti ditangan bahkan untuk dinominasikan dalam kategori utama Best Picture pun rasanya masih pantas. (A)

2 comments:

Audina Furi said...

Filmnya memang keren.. tapi berharap bisa nonton versi 3Dnya..

aldian said...

review nya keren min :D yang mau baca review film terbaru, bisa langsung ke http://gostrim.com/category/movie-review/ selamat membaca :)