Predators, Dibawah Bayang-Bayang Predator

7 Juli 2010,
Predators merupakan film aksi fiksi ilmiah yang merupakan lanjutan dari rangkaian seri panjang sang pemangsa sejak Predator (1987), Predator 2 (1990), Alien vs Predator (AVP/2004), serta Alien vs Predator: Requiem (2007). Filmnya kali ini digarap oleh sineas asal Hongaria, Nimrod Antal yang pernah menggarap film-film aksi serta thriller seperti Kontroll (2003), Vacancy (2007), Armored (2009) serta diproduseri sineas top, Robert Rodriguez. Film ini dibintangi oleh Adrien Brody, Alicia Braga, Laurence Fishburne, serta Daniel Trejo.

Alkisah delapan orang manusia yang memiliki keahlian khusus dalam hal membunuh dipilih dan dikumpulkan dalam sebuah hutan misterius tanpa alasan yang jelas. Diantara mereka adalah Royce (Brody) seorang tentara bayaran, Isabelle (Braga) seorang wanita penembak jitu, Edwin seorang dokter, serta beberapa anggota militer elit, gerilyawan, hingga seorang yakuza. Dalam perkembangan diketahui ternyata mereka diambil secara paksa dari planet bumi untuk dijadikan target permainan bagi para pemangsa di sebuah planet asing. Cerita selanjutnya berjalan bagaimana mereka bisa bertahan hidup dari kejaran para pemangsa.
..
Konon sang produser dan sineas menginginkan filmnya ini adalah sekuel dari dua seri Predator orisinal serta mengesampingkan dua seri AVP. Dari sisi cerita film ini jelas tampak ingin mengembalikan nuansa seperti film pertamanya bahkan setting cerita pun kembali sama di hutan belantara. Predator (1987) boleh dibilang adalah salah satu film kombinasi aksi - perang - fiksi ilmiah terbaik sepanjang masa yang sulit dicari tandingan. Plotnya yang orisinil, brilyan, dan penuh kejutan mampu memberikan ritme ketegangan yang dibangun apik dari awal hingga klimaks tanpa cela sedikit pun. Dengan plot yang mirip film orisinilnya, Predators samasekali tidak menawarkan sesuatu yang baru. Alur ceritanya mudah sekali diduga, tak ada kejutan yang berarti, dan ide cerita pun boleh dibilang konyol. Coba pikir, apa maksudnya para pemangsa menculik manusia-manusia bumi terpilih jika mereka jelas-jelas terlalu superior baik fisik maupun teknologi? Bukankah buang-buang waktu apalagi para pemangsa berjumlah banyak? Jika ingin menguji kemampuan mereka bukankah lebih baik bertarung dengan makhluk alien seperti di seri AVP. Hal lain yang aneh juga para manusia yang diculik tampak tidak terlalu panik dengan situasi yang mereka hadapi dan seperti telah tahu apa yang tengah terjadi dengan mereka.

Predators mencoba untuk mengambil jiwa dan semangat film pertamanya namun hasilnya adalah gagal. Dari sisi aksi jika dibandingkan dengan seri predator sebelumnya, film ini terburuk. Sama seperti plotnya, aksinya tidak menawarkan sesuatu yang baru, tanpa kejutan sedikitpun, cenderung membosankan, dan sama sekali tidak menghibur. Satu-satunya hal yang membangkitkan nostalgia film pertamanya hanyalah ilustrasi musik mencekam dan dinamis yang diambil sama dari film aslinya (Predator). Rasanya memang sulit mencari ide cerita yang mendekati film pertamanya. Lalu apalagi yang bisa ditawarkan sekuelnya? Sepertinya hanyalah para pemangsa yang lebih banyak, mencari buruan yang lebih kuat, setting yang semakin terbatas, serta mungkin aksi-aksi yang lebih sadis. Mungkin bisa jadi sekuel-sekuel berikutnya akan terpikir judul seperti ini, Spiderman vs Predators. Sepertinya menarik...ha ha ha (D)

No comments: